Anies : Di Era Saya Nanti Saya Tidak Akan Seperti Ahok Mengangap Ketua RT/RW Sebagai Tukang Palak



Antisara.com  - Dari awal orang mungkin menilai Anies adalah orang yang santun dan pintar, sangat bertolak belakang dengan Ahok yang terlihat temperamental, gaya berbicara yang ceplas-ceplos. Namun saya yakin lambat laun, orang-orang akan berpendapat sebaliknya. Dibalik perkataannya yang santun, suatu saat ternyata bisa menjadi racun. Ketika diberitahu kesalahannya secara langsung, bagi seseorang ini jauh lebih baik dibanding disindir dengan bahasa yang santun namun sangat menusuk ulu hati, apalagi dengan menyindir di depan publik. Begitu yang sedang menimpa Ahok.



Setelah ditetapkan sebagai pemenang Pilkada, Anies semakin terlihat kepongahannya. Tidak ragu lagi dia menyindir dan mengkritik kebijakan Ahok-Djarot. Sebelumnya, dengan gaya memerintah, Anies menyuruh Djarot menuntaskan janji-janji Jokowi-Ahok. Mentang-mentang sebentar lagi menjadi gubernur, Anies tak ragu lagi sok mengajari Ahok dalam mengelola RT/RW. Tidak ragu lagi dia menuduh selama ini Ahok telah melemahkan dan memusuhi RT/RW.

Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan berjanji untuk memberdayakan pegurus RT/RW jika telah dilantik dan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Anies menilai, selama ini pengurus RT/RW dianggap sumber masalah, bahkan cenderung dianggap remeh.

Padahal, lanjut Anies, pengurus RT/RW merupakan ujung tombak pemerintahan dalam tingkatan “akar rumput”.

“Pemda DKI bekerja sama erat dengan pengurus RT/RW di manapun. Dari awal kami merasa aneh kalau RT/RW dilemahkan apalagi dimusuhin karena RT/RW menjadi ujung tombak di dalam pembangunan,” ujar Anies saat menghadiri milad Forum RT/RW di Jakarta Utara, Sabtu (17/6/2017).

Anies mengatakan, ia juga ingin membalikan label yang diberikan pihak-pihak tertentu bahwa pengurus RT/RW dianggap hanya sebagai sumber masalah.

Ia berjanji akan bekerja sama dengan forum tersebut dalam pemerintahannya nanti.

“Kami ingin membalikan opini itu. Kalau dulu dianggap RT/RW masalah, ngerepotin, sumber masalah, tukang palak, itu label yang ditempelkan kepada bapak ibu. Bapak ibu punya tanggung jawab membalikan itu bukan dengan kata-kata tapi dengan perbuatan,” ujar Anies.

“Pemda DKI dan RT/RW mari bekerja sama. Kita buktikan bahwa RT/RW adalah garis depan untuk memberikan solusi,” ujar Anies.

Sebelumnya, hubungan Forum RT/RW sempat memanas saat pemerintahan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.



Pengurus RT/RW merasa terhina karena diwajibkan untuk mengisi laporan menggunakan aplikasi aduan “Qlue”.

Belum apa-apa Anies sudah merasa paling tahu di dalam mengelola RT/RW. Padahal, Ahok sedang melakukan perubahan di RT/RW agar bisa mengikuti standar kerja Ahok yang tinggi. Ahok tidak segan untuk menggaji RT/RW setara UMP jika memang ketua RT/RW mau melaporkan hasil kerjanya melalui aplikasi “Qlue”. Ahok sedang membelajarkan RT/RW bagaimana memberikan kontribusi yang nyata untuk Jakarta.

Saya rasa hanya di Jakarta ketua RT/RW digaji hmpir setara UMP. Padahal ditempat lain, ketua RT/RW bekerja secara suka rela. Ketika ketua RT/RW di Jakarta menolak tuntutan Ahok untuk melaporkan kinerja dengan aplikasi aduan “Qlue”, seharusnya mereka juga tidak menuntut gaji. Pasalnya, menggaji RT/RW tidak diperkenankan menggunakan APBD. Sehingga untuk memberikan gaji ke RT/RW dari APBD, Ahok ingin membuat RT/RW seperti pegawai Pemprov DKI dan berkewajiban melaporkan kinerja dengan aplikasi aduan “Qlue” sehingga Ahok bisa memberikan gaji ke RT/RW.

Tapi ya sudahlah. Anies memang hanya sedang mencari celah agar dirinya bisa keluar dari bayang-bayang Ahok. Anies mencari kebijakan Ahok yang diprotes warga, dan kemudian bak seorang pahlawan, Anies sok menawarkan solusi serta mengkritik habis kebijakan Ahok. Anies berlagak paling tahu dengan menawarkan solusi. Padahal, Anies belum berpengalaman, namun sudah merasa lebih tahu dibanding Ahok.

Saya yakin, sebentar lagi Anies akan sok menjadi pahlawan untuk kelompok masyarakat yang selama ini tidak sepakat dengan kebijakan Ahok. Anies akan merangkul kelompok masyarakat tersebut, berlagak jadi pahlawan dan menawarkan solusi, serta mengkritik Ahok habis-habisan. Tujuannya hanya satu, Anies sedang mencari dukungan serta agar bisa keluar dari bayang-bayang Ahok. Mau tidak mau, Anies akan terus dibanding-bandingkan dengan Ahok, terlebih jika nantu tak bisa bekerja sebaik Ahok.

Jika Anies seorang yang elegan, seharusnya dia tidak hanya pandai mengkritik kebijakan-kebijakan Ahok, tapi harus berani juga memuji hasil kerja Ahok yang luar biasa. Belum pernah saya mendengar Anies memuji kinerja Ahok. Anies seolah menutup mata dan hanya berani bermain di wilayah-wilayah dimana kebijakan Ahok membuat sebagian kelompok masyarakat kecewa.

Saya menduga narasi Anies akan terus seperti itu untuk menjatuhkan citra Ahok. Pasalnya, langkah untuk keluar dari bayang-bayang Ahok adalah dengan cara bekerja lebih hebat dari Ahok, atau memperburuk citra Ahok. Kemungkinan karena Anies tidak mampu bekerja sebaik Ahok, akhirnya dia memilih opsi yang kedua agar dirinya keluar dari bayang-bayang Ahok.

Sumber : Seword

Subscribe to receive free email updates: