Anies: Tantangan di Jakarta Bukan Soal Preman-premannya Sehingga Gubernurnya Harus Galak, tapi Kemiskinan - UMATUNA

[ INDRISANTIKA KURNIASARI ]
Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Umatuna.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan mengatakan sampai saat ini di Ibu Kota masih ditemukan berbagai masalah pelik seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, ketimpangan ekonomi masyarakat bahkan sampai cuacanya.

Anies Baswedan mengutip statistik dan mengaku kaget karena sebanyak 3 juta dari 10 juta penduduk Jakarta masih memiliki penghasilan di bawah Rp 1 juta per bulan.

"Di Jakarta Utara, yang lulus SMA hanya 52 persen dan 48 persen tidak lulus SMA, ini ibukota kok sama kabupaten di pedalaman saja kalah, " ujar Anies.

Anies Baswedan pun merasakan air di Jakarta sudah sangat tak sehat. Jurang antara si miskin dan kaya terlalu kentara.

"Ini potret (persoalan) di Jakarta, yang dibilang gubernur kemarin mengerti anggaran, padahal tidak memahami," ujar Anies tanpa menyebut nama siapa gubernur kemarin yang ia maksud.

"Tantangan di Jakarta bukan soal preman-premannya sehingga gubernurnya harus galak, tapi kemiskinannya," ujar Anies saat menggelar halal bihalal dengan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) di Yogyakarta, Rabu 19 Juli 2017.

Anies Baswedan menuturkan ekstrimnya persoalan di Jakarta ia ketahui saat masa kampanye lalu ketika ia banyak menyambangi pemukiman padat di kampung kampung. Anies mendapati di kampung padat itu sering memiliki tempat Mandi, Cuci, Kakus (MCK) umum tak layak dan jadi rebutan warga untuk kebutuhan sehari hari.

Anies pun prihatin ada satu ruang berukuran 3 x 4 meter yang di dalamnya ditinggali enam sampai delapan orang rantau dari daerah.

Anies menuturkan jika seorang gubernur mengerti anggaran, maka sisa anggaran Jakarta yang tidak terserap tidak akan mencapai angka 30 persen dari total anggaran daerah DKI Jakarta sebesar Rp 70 triliun.

"Kalau orang ngerti anggaran, pasti bisa manfaatkan anggaran dengan baik, " ujar Anies.

Anies menuturkan, sangat tak wajar dengan kompleksitas kemiskinan yang cukup ekstrim di Jakarta masih ada sisa anggaran tak terpakai. Anggaran daerah seharusnya dipakai untuk menyelesaikan masalah dan dirasakan rakyat.

"Jadi jelaskan kepada saya kalau anda mengerti anggaran, itu hanya citra yang dibangun kalau dia mengerti anggaran," ujar Anies.

Anies menuturkan, pihaknya sejak dipilih sebagai calon gubernur sudah komitmen membela masyarakat ekonomi lemah yang banyak mendiami pemukiman padat dan kumuh di Jakarta.

"Sehingga kemenangan kami di pilkada kemarin memang mayoritas dari rakyat kecil, di kampung kampung yang dianggap kumuh," ujarnya.

Anies Baswedan dan pasangannya Sandiaga Uno baru akan resmi menjabat pada Oktober 2017 mendatang. Saat ini Gubernur DKI dipegang Djarot Saiful Hidayat yang menggantikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Keduanya adalah lawan Anies-Sandi di Pilkada 2017.

Sebelumnya Djarot membantah bahwa sisa lebih penggunaan anggaran pada 2016 adalah karena kesalahan pemerintah.  Menurut Djarot, rendahnya realisasi belanja daerah disebabkan oleh terlambatnya penetapan Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016.

"Hal ini berdampak pada keterbatasan sisa waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga mengakibatkan anggaran tidak terserap," ujar Djarot dalam sidang paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 19 Juli 2017. Sumber: Tempo

http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) July 24, 2017 at 10:27AM

Subscribe to receive free email updates: