Petualangan Flood Mencari Kebenaran, Hingga Perkataannya: "Saya Harus Meninggal Sebagai Muslim" - UMATUNA

[ INDRISANTIKA KURNIASARI ]
Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Umatuna.com, JAKARTA -- Sebelum bertemu Islam, Flood mengalami kehausan spiritual. Padahal, sebagai warga Amerika, hidupnya telah terpenuhi segalanya. Flood hidup seperti kebiasaan kawula muda pada umumnya yang hedonis, seperti penyuka musik, suasana ramai, wanita, olahraga, jalan-jalan, dan juga kuliner. Namun, satu ketika ia sampai pada titik pencarian.

"Saya harus melakukan apa sekarang, harus ada kehidupan yang lebih dari ini," tanya dia pada diri sendiri. Kemudian, pertanyaan itulah yang mendorongnya mencari kebenaran melalui berbagai jalan. Pernah Flood berpikir bahwa spiritualnya yang kosong karena gaya hidupnya di Amerika dan perilaku yang impulsif yang puas dengan segala yang instan.

Flood mengira jawabannya adalah pindah ke lingkungan yang baru dan lebih baik. Setelah menemukan tempat baru, Flood masih saja mengalami kehampaan, ia mulai berpikir mungkin harus mengikuti budaya baru.

"Saya menyadari, budaya baru masih memiliki kekurangan, setelah itu, saya menduga bahwa kita harus belajar tentang berbagai cara orang hidup dan kemudian memilih yang terbaik untuk mencari kebenaran," kata Flood.

Flood lantas mempelajari seluruh ilmu pengetahuan, mulai dari metafisika hingga dan hukum universal. Dia menemukan, segala yang terpenting dari hukum-hukum adalah Dia yang menciptakannya, yaitu Tuhan.

Namun, dia merasa belum menemukan kebenaran. Kemudian Flood melanjutkan perjalanan dengan berkemah di seluruh dataran Amerika dan Kanada Barat untuk menemukan tujuan hidup.

Dari perjalanan ini, Flood menyaksikan keajaiban alam dan mulai berpikir bahwa dunia ini tidak mungkin diciptakan tanpa kesalahan. Adanya alam dunia ini adalah menunjukkan adanya Sang Pencipta.

Perjalanan ini pun memperkuat keyakinannya bahwa ada Tuhan yang menciptakannya. Pencarian Flood bukan berarti membuahkan hasil. Justru, kegamangan kembali mengemuka ketika dia memutuskan pulang ke rumah. Dia mencoba meditasi. Hasilnya? Temporal.

 Flood beralih dengan mengikuti kelas-kelas motivasi dan aktif olahraga ekstrem, tetapi tetap saja nihil capaian. Kebenaran tidak juga ditemukannya, barang kali sekadar menambah rasa percaya diri.

Dahaga Flood akan spiritual agama tidak tertahankan. Dia bergelut dengan buku-buku filsafat untuk menelaah agama-agama yang sarat pesan moral. Tetapi sayang, perilakunya tidak kunjung membaik.

Flood akhirnya pindah ke negara mayoritas Muslim karena alasan pekerjaan. Di sana dia kemudian sering berdiskusi mengenai agama dan melanjutkan kembali pencarian kebenaran melalui agama.

"Tidak lama kemudian, saya mendapatkan pekerjaan di sebuah negara mayoritas Muslim, saya memiliki cukup waktu luang untuk membaca dan merenungkan kehidupan.

Sambil terus mencari kebenaran, saya menemukan sebuah rekomendasi dalam sebuah buku tentang perlunya bertaubat secara tulus kepada Tuhan. Saya kemudian bertaubat dan merasa menyesal atas kesalahan yang saya perbuat kepada semua orang yang ada dalam hidup saya, hingga air mata mulai mengalir di wajah saya," ujar dia.

Beberapa hari kemudian, Flood berbincang dengan teman Muslim terkait soal kebebasan. Praktik bebasan yang berlaku di AS menurut Flood, tidak selaras dengan idealisme yang selama ini diajarkan keluarga. Di luar rumah, potret masyarakat bertentangan dengan moralitas tersebut. Berbeda dengan pengalamannya itu, Flood menemukan pemandangan yang berseberangan.

Di negara tersebut, dia mendapati moral yang diajarkan untuk anak-anak di rumah, tetap terjaga ketika mereka berada di dunia luar. Dia pun menyimpulkan pedoman batasan Islam, seperti memberi sanksi terhadap perilaku manusia bukan untuk mengurangi kebebasan manusia, melainkan justru menghargai kebebasan.

Flood juga terngiang dengan sebuat kalimat yang terlontar dari seorang teman Muslimnya, yaitu : "Anda harus memastikan bahwa Anda meninggal sebagai seorang Muslim yang baik. Penjelasan dari seorang teman di Las Vegas menggambarkannya dengan permainan kasino.

Mati sebagai non-Muslim, seperti bermain rolet, tetapi hanya memiliki satu kepingan untuk satu nomor dan hanya mengharap pada Tuhan Anda mendapatkan rahmat masuk surga saat kiamat kelak.

Tetapi, jika mati dalam keadaan Muslim yang baik seperti menyebarkan kepingan di seluruh papan rolet sehingga tidak peduli berapa banyak bola jatuh, Muslim akan aman.

Dengan kata lain, hidup dan mati seorang Muslim yang baik ini adalah investasi mendapatkan surga. Sampai pada diskusi tersebut, Flood mulai fokus melakukan pencarian kebenaran hanya melalui agama, dia memilih agama yang saat ini dianutnya, Islam.

Setelah mempelajari Alquran dan memahami hakikat ibadah, dia merasa 80 persen yakin ingin menjadi seorang Muslim. Tetapi, ada satu hal yang menghalangi dia.

Dia khawatir dengan reaksi keluarga dan temannya jika mereka mengetahui Flood telah berikrar syahadat kelak. Kekhawatirannya ini disampaikan kepada temannya yang Muslim.

Dia mendapat jawaban bahwa di hari pembalasan nanti, tidak ada yang membantunya termasuk ayah, ibu atau teman, tetapi amal dialah yang hanya dapat membantunya. Jika yakin Islam adalah agama yang benar, jadikanlah agama untuk menjalani hidup.

Dalam tahap pencarian kebenaran dia hampir memeluk Islam. Saat dia menonton video ceramah, disebutkan bahwa tujuan hidup manusia adalah Islam, yaitu tunduk kepada kehendak Allah SWT.

Siapa pun dapat memeluk Islam tanpa memandang latar belakang ras, jenis kelamin, atau kebangsaan. Islam adalah agama universal. Begitu video selesai, Flood telah menemukan kebenaran. Dia merasa beban dosa telah lepas dari punggungnya. Dia juga mempelajari tentang arti pentingnya rasa syukur telah diciptakan dan hidup di dunia.

Saat itu juga dia mendeklarasikan syahadat, sebagai syarat utama menjadi Muslim. Setelah memeluk Islam, dia semakin bersyukur, bahwa berkat rahmat Allah dia selamat dari ketidaktahuannya dan telah menemukan kebenaran yang selama ini dia cari, jawaban itu adalah Islam. Risalah Muhammad SAW ini manusia untuk memenuhi tujuannya berada di bumi dan mempersiapkan diri jika suatu saat kembali kepada penciptanya. (republika)

http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) June 14, 2017 at 08:41AM

Subscribe to receive free email updates: